Berdasarkan data World Health Organization (WHO), Penyakit Jantung merupakan penyakit pembunuh nomor 1 di dunia, dengan angka 29% dari seluruh penyebab kematian global dalam 1 tahun. Ada banyak penyebab seorang terkena penyakit/serangan jantung, diantaranya karena kebiasan merokok, obesitas, dan gaya hidup. Cara preventive (pencegahan) adalah cara yang paling mudah dan murah untuk dilakukan, misalnya seperti menghindarkan diri sebagai perokok aktif maupun pasif, menjaga pola makan dan rutin berolah raga. Namun, apabila langkah preventive tidak mampu membendung serangan penyakit jantung pada tubuh seseorang, maka tidak ada pilihan, Anda harus menggunakan cara represive untuk mengatasinya. Dalam berbagai hal, cara represive memang lebih repot daripada cara preventive. Banyak faktor yang harus Anda perhitungkan dan lakukan dalam mekanisme represive tersebut, agar seorang penderita jantung bisa menjalani kehidupan secara normal. Berikut ini adalah Tips bagaimana merawat penderita penyakit jantung:
1. Suasana Hati.
Seorang penderita jantung biasanya menjadi sangat ‘peka’ merespon suasana lingkungannya. Hal-hal kecil bisa menjadi masalah besar bagi penderita jantung. Misalnya, ketika seorang penderita jantung terbebani suatu permasalahan (memikirkan banyak masalah), maka akan berefek pada meningkatnya tekanan darah. Peningkatan tekanan darah yang melebihi ambang batas yang ditolerir pada penderita jantung , bisa berbahaya. Indikasinya adalah rasa nyeri atau tertekan di dada bagian kiri. Untuk itu, apabila sekiranya ada permasalahan tertentu yang bisa membebani pikiran si penderita, ada baiknya tidak perlu disampaikan atau apabila harus disampaikan, sampaikanlah dalam ‘kemasan’ tertentu, sehingga tidak membebani pikirannya.
2. Tabung Oksigen.
Seorang penderita jantung kadang kala merasakan sesak nafas, biasanya pada malam atau dini hari. Sebagai pertolongan pertama, Anda bisa memberikan oksigen guna melonggarkan saluran pernafasannya. Selanjutnya, Anda bisa membawanya ke dokter atau rumah sakit pada keesokkan harinya guna menjalani checkup.
3. Nomor Seluler Dokter. Gangguan atau serangan jantung bisa datang tiba-tiba setiap saat. Untuk itu, tidak ada salahnya Anda mencatat nomor hp dokter jantung langganan Anda, untuk mengkonsultasikan masalah-masalah ringan atau keluhan-keluhan pasien. Karena, semakin mudah dokter Anda dihubungi, maka semakin cepat pula Anda dapat memberikan penanganan keluhan dari penderita jantung, khususnya pada saat hari-hari libur dan waktu-waktu dini hari.
4. General Check-up.
Lakukanlah general check-up secara rutin pada penderita jantung. Mengapa? Karena general checkup bisa ‘memotret’ kondisi pasien dalam berbagai hal. Untuk kasus-kasus tertentu, dokter jantung bisa memberikan obat dalam beberapa macam pada seorang pasien, misalnya: obat penurun tekanan darah (misalnya: calcartan, amlodipine), mengeluarkan cairan dari jantung dalam bentuk urine agar otot jantung tidak terbebani dalam bekerja (misal: furosemide) ataupun obat pengencer darah agar laju darah dalam pembuluh kapiler jantung bisa berjalan lancar (missal: cardio aspirin). Dampak daripada hal tersebut adalah adalah meningkatnya kinerja ginjal untuk mencerna berbagai obat yang masuk ke dalam tubuh penderita jantung, sehingga ginjal menjadi organ yang rentan menjadi sasaran permasalahan selanjutnya. Indikasi secara fisik dari munculnya gangguan fungsi ginjal adalah pegal-pegal pada pinggang, kencing batu bahkan sampai dengan munculnya batu ginjal. Indikasi secara medis bisa ‘terbaca’ melalui mekanisme general check-up yang dilakukan secara rutin, sehingga Anda bisa segera melakukan langkah antisipatif di awal. Mengabaikan indikasi-indikasi awal tersebut, bisa memungkinkan kerusakan lebih parah pada ginjal sehingga berakibat pada kegagalan fungsi ginjal.
Sumber : iniopiniku.com
0 komentar:
Post a Comment